1. Memilih Kertas Ala Lesehan Studio
Sebelumnya telah disinggung apa saja alat dan bahan yang diperlukan
dalam membuat komik ala Lesehan Studio. Saat ini, salah satu bahan akan
dibahas secara mendalam (gak begitu dalam sih). Bahan itu adalah kertas.
Ada banyak jenis kertas di jagad raya ini. Mulai dari ukuran, berat,
warna dan lain-lain. Lalu, kertas apa yang cocok untuk dipakai dalam
membuat komik? Berikut beberapa pertimbangan memilih kertas menurut
penulis:
a. Ukuran Kertas Sesuai dengan tingkat detail gambar
F4, A4, A4s, A3, A5, B5 dan lain-lain adalah kawanan ukuran kertas yang
sering penulis lihat maupun dengar (kecuali dan lain-lain). Lalu penulis
diharuskan memilih salah satu dari kertas itu. Pertama penulis
mengingat-ngingat langkah apa sajakah yang membutuhkan kertas saat
membuat komik. OH! Saat menulis konsep cerita, saat membuat story
board/name dan saat membuat naskah komik itu sendiri (oh, MG! padahal
sudah ada microsoft word!).
YUP! Saat menulis cerita adalah bagian yang tidak memerlukan detail
gambar. Jadi pikir penulis, mending ngambil buku tulis adik yang
ukurannya A5. Lumayan… Ada garis bantunya yang bisa membantu penulis
untuk menulis pada jalur yang disediakan.
Terus… Bagian membuat Story Board/name adalah bagian yang membutuhkan
detail yang asal-asalan. Maksud detail asal-asalan itu… yang penting si
Editor mengerti gambar sketchy penulis. So.. kertas yang dipilih adalah
kertas buram yang ukurannya kira-kira se-A4-an, terus di lipat dua
sebagai halaman genap dan halaman ganjil.
|
Story board/name |
Saat membuat naskah komik. Minimal naskah dikerjakan di kertas yang
ukurannya dua kali lipat dibanding ukuran komik yang asli. Melihat
komik-komik yang terbit di indonesia kebanyakan ukurannya kurang dari A5
atau lebih sedikit, kertas yang wajar di pakai saat membuat naskah
komik adalah kertas A4 warna putih. Namun tidak ada salahnya jika
memilih kertas A3 untuk memudahkan menambah detail gambar.
b. Ketebalan atau berat kertas sesuai dengan alat gambar (kuas, pen, pensil, arang, konte dan apapun yang bisa dipakai)
A3 80 gsm, A4 80 gsm, A4 100 gsm, A4 70 gsm, sering lihat di packaging
kertaskan? gsm itu satuan ukuran berat kertas, singkatan dari gram
square meter atau gram meter persegi. Jadi, sehelai kertas yang di
packagingnya tertulis A3 80 gsm beratnya tidak 80 gram, melainkan kertas
tersebut, jika ukurannya 1m x 1m beratnya adalah 80 gram.
Takaran gramatur kertas berpengaruh pada ketebalannya. Ketebalan
berpengeruh pada ketahanan kertas saat terjadi gesekan dengan mata
pensil dan pen. Ketebalan juga berpengaruh pada peresapan tinta. Jadi
smakin besar gsm kertas, semakin baik dan aman untuk bikin komik.
c. Warna kertas sesuai Tujuan Berkarya
Ada kertas buram, kertas berwarna, kertas putih, dan lain-lain. Untuk
Naskah komik apalagi komik untuk tujuan komersial atau produksi masal,
umumnya memakai kertas putih. Untuk sketsa, storyboard atau name bisa
memakai kertas buram atau bahkan kertas bekas yang masih ada ruang
kosongnya. Untuk Eksperimen, tidak ada salahnya kita menggunakan kertas
dengan warna lain atau bahkan ngomik di bahan lain selain kertas :D.
d. Harga yang sesuai dengan isi didalam dompet
Kalo yang ini gak usah dijelaskan sudah pada tahu kayaknya..
e. Mudah didapatkan di toko-toko terdekat di kota anda
Jangan cari kertas yang hanya ada di Jepang atau Amerika atau Jerman.
Cari yang ada di kelurahanmu kecuali poin “d” tidak jadi masalah.
2. Format Komik dan Perbesarannya
a. Ukuran Buku
Ukuran buku.. ya ukuran buku. Mmm.. Lihat komik yang sudah beredar
ditoko.. Kalo di ukur panjang dan lebarnya, itulah ukuran buku maksud
penulis.
b. Bleed Edge
Merupakan bagian tepi Kertas yang terpotong. Jadi kalo kalian nyari
bleed di buku komik yang sudah beredar di toko terdekat, gak bakal
dapat. Soalnya sudah dipotong, ya kan? ^^;. Tapi, walaupun terpotong
gambar komik kalian harus tetap memenuhi bidang bleed edge ini. Gunanya
agar kesalahan pemotongan yang kira-kira sebesar ukuran bleed edge itu
sendiri, tidak meninggalkan kertas yang tak ada gambarnya alias kosongan
saat sudah menjadi buku komik yang beredar di toko-toko terdekat di
kota anda.
|
Area abu-abu adalah ukuran buku, sedang area putih adalah bleed edge |
c. Paskris
Merupakan tanda/patokan batas potong sebagai acuan si pemotong memotong bleed edge tadi.
|
Tanda garis merah adalah paskris. Area abu-abu adalah area yang akan terpotong. |
d. Throat
Throat adalah bagian dari bidang kertas komik yang tidak terlihat oleh
pembaca karena berada di dalam area lipatan kertas (hanya untuk
penjilidan buku yang menggunakan lem) . Karenanya Throat tidak perlu di
isi dengan gambar. Tapi kalo kurang mantap melihat kosongan di sisi
dalam lipatan, tidak ada salahnya untuk di isi dengan gambar. Kira-kira
throat ini 0.5 cm sampai 1 cm.
|
Area biru adalah throat |
e. Penjilidan
Bandingkan Komik Jepang dengan Komik Indonesia. Arah membacanya
berlawanan satu sama lain. Karena di indonesia mengikuti penjilidan
“Western Binding” dimana halaman sebelah kiri kita, merupakan halaman
‘genap’ dengan lipatan dalam (throat) sebelah kanan sedangkan halaman
sebelah kanan merupakan halaman ‘ganjil’ dengan lipatan dalam sebelah
kiri. Sebaliknya Jepang mengikuti penjilidan “Eastern Binding” yang
penjelasan berikutnya silakan balik saja penjelasan dari Western Binding
:P .
f. Perbesaran
Seperti yang disebutkan di poin “1.a”, sebaiknya menggarap komik di
kertas yang dua kali lipat dibanding ukuran komik asli. Nah, untuk
memperbesar skala komik asli ke bidanng kertas gambar yang ideal buat
anda, caranya adalah dengan menarik diagonal dalam dari ukuran komik
asli. Lihat gambar berikut!
bidang gambar Jangan sampai pada batas maksimal perbesaran. Karena kita
masih harus menyisahkan bidang gambar untuk bleed edge. Setelah dapat,
jangan lupa dipindahkan ke tengah biar enak dilihat.
Jika kita membuat komik di format yang telah dijelaskan akan menjadi seperti gambar berikut.
Gambar komik dilebihkan dari perbesaran ukuran asli untuk mengisi bidang bleed edge(area abu-abu).
g. Perhatian-perhatian
Usahakan untuk tidak meletakkan gambar-gambar penting, balon teks
beserta teks dan lain-lain yang harus dilihat pembaca dengan baik di
area throat dan bleed edge. Jauhkanlah letak gambar-gambar penting itu dari mereka.
Cukup sekian untuk perjumpaan kita kali ini. Lebih dan kurangnya saya
mohon maaf. Tutorial berikutnya masih soal “Format Bidang Gambar, Part
II."
Salam KOMIK